Langsung ke konten utama

Camat Harus Bisa Gali Potensi Zakat didaerahnya.

JUNTINYUAT 28/2/2012 (www.humasindramayu.com) – Camat yang ada di Kabupaten Indramayu harus bisa menjadi penggerak dalam menggali potensi zakat di daerahnya. Pernyataan ini ditegaskan Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si ketika memberikan sambutan dalam kegiatan pendistribusian zakat profesi di Kecamatan Juntinyuat, Selasa (28/2).

 

Potensi zakat yang ada didaerah sangat besar sekali apabila dikembangkan, mengingat kondisi masyarakat Indramayu sebagian besar adalah petani dan berada di daerah. Keberadaan para petani dan pedagang dalam berzakat masih belum tergali, sehingga para camat harus bisa memahami potensi dan kemampuan dalam mengumpulkan zakat.

 

Supendi menegaskan, apabila camat mampu menjadi inspirator bagi masyarakatnya dalam mengumpulkan zakat. Maka kemiskinan di daerah itu akan dapat teratasi secara perlahan-lahan. Selain camat, dalam lingkup yang lebih kecil seorang kuwu yang ada di desa juga harus bisa menggerakan masyarakatnya untuk berzakat, sehingga apabila ada masyarakat yang kekurangan maka dapat segera diatasi.

 

Sementara itu Camat Juntinyuat Ahmad Mansyur menyambut baik keinginan wakil bupati tersebut, menurutnya, Kecamatan Juntinyuat sudah terlebih dahulu menjalankan beberapa keinginan dari wakil bupati itu. Diantaranya, di Kecamatan Juntinyuat saat ini telah menjalankan pengumpulan zakat baik dari zakat profesi maupun zakat mal.

 

Ahmad Mansyur menambahkan, pada tahun 2011 yang lalu pihaknya telah berhasil mengumpulkan zakat profesi dari para PNS sebesar Rp. 91.888.000, kemudian untuk zakat mal baru terkumpul Rp. 22.000.000,- dan kedepan pihaknya akan terus mengoptimpalkan perolehan zakat di kecamatan yang dipimpinnya itu. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu