Langsung ke konten utama

2.000 Batang Pohon Untuk Lokasi Transmigrasi Lokal

TERISI 28/11/2011 (www.humasindramayu.comm) – Sebanyak 2.000 batang pohon Jati, Mahoni, Jabon, Mangga, dan Petai ditanam di lokasi pemukiman transmigrasi lokal Blok Ciputat Desa Cikawung Kecamatan Terisi. Pelaksanaan pohon ini merupakan awal dari pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) dalam rangka Penanaman Satu Milyar Pohon tahun 2011 tingkat Kabupaten Indramayu, Senin (28/11).

 

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Indramayu Ir. Firman Muntako menjelaskan, maksud dari penanaman ini sebagai sarana edukasi karena dapat meningkatkan kepedulian, kemampuan dan kemandirian seluruh componen bangsa pentingnya menanam dan memlihara pohon. Kemudian mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan.

 

Sementara yang menjadi lokasi sasaran kegiatan adalah tanah kosong dan lahan kritis baik dalam kawasan hutan negara maupun diluar kawasan hutan serta ruang terbuka hijau.

 

Firman Muntako menambahkan, secara serempak kegiatan menanam pohon juga dilakaukan pada hari ini. Dalam rangka penanaman satu milyar pohon secara nasional, target Kabupaten Indramayu sebanyak 6.100.000 batang baik dalam kawasan hutan negara maupun di luar kawasan hutan. Sampai dengan bulan Okotober 2011 di Kabupaten Indramayu telah tertanam 513.900 batang melalui berbagai program dan kegiatan. Sisanya akan ditanam pada bulan Nopember – Januari sesuai dengan musim penghujan.

 

Dalam target 6.100.000 batang pohon di wilayah Indramayu, akan tertanam sebanyak 6.133.906 batang dengan rincian : dalam kawasan hutan oleh Perum Perhutani sebanyak 4.272.406 batang pada lahan seluas 2.468.26 hektar. Sementara diluar kawasan hutan, lebih dari 1.861.500 batang seluas 3.194.25 hektar. Kegiatan tersebut mampu mengatasi lahan kosong dalam kawasan hutan seluas 2.468,26 hektar dan di luar kawasan hutan seluas 3.194,25 hektar.

 

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menyambut baik kegiatan penanaman pohon ini karena ditanam di areal transmigrasi lokal. Selain bisa bermanfaat bagi lingkungan, penanaman pohon ini juga diharapkan berdampak secara ekonomi. "Setelah ditanam, diharapkan masyarakat ikut serta menjaga pohon yang telah ditanam ini. Jangan sampai pohon yang belum besar ditebang kemudian disalahgunakan, ini akan merugikan kita semua." kata bupati.

 

Sementara itu Komandan Korem 063/Sunan Gunung Jati Kolonel Ali Sanjaya mengatakan, kegiatan ini diharapkan terus bisa dilaksanakan dan ditingkatkan melalui kerjasama lintas sektoral antara pemerintah, TNI, dan elemen masyarakat luas lainnya sehingga kelestarian lingkungan hidup dapat terjaga dengan baik.

 

Kegiatan pencanangan ini selain dihadiri bupati dan danrem, juga dihadiri oleh muspida, kepala OPD, camat se Kabuoaten Indramayu, OKP, dan ormas serta para pelajar. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu