Langsung ke konten utama

Pembangunan Perikanan dan Kelautan Harus Inovatip, Terpadu, dan Berkelanjutan


Seluruh  jajaran Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu harus komitmen untuk membantu mewujudkan pembangunan di bidang perikanan dan kelautan melalui berbagai program dan kegiatan yang inovatif, terpadu dan berkelanjutan.

Hal tersebut ditegaskan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika memberikan sambutana dalam Halal bil Halal yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Selasa (18/07/2017) di halaman kantor setempat.

Komitmen tersebut, harus mampu menyentuh semua pelaku ekonomi di bidang perikanan dan kelautan.  Dan satu hal lagi yang tidak kalah penting adalah mampu mengajak semua pihak untuk menjaga kelestarian ekosistem laut dan perikanan sehingga kelak anak cucu kita dapat turut menikmatinya.

Kabupaten Indramayu sebagai daerah pesisir yang memiliki panjang pantai sejauh 147 kilometer, memiliki potensi yang sangat besar di bidang perikanan dan kelautan yang berpeluang untuk dikelola sebagai modal dalam pembangunan serta sebagai sumber mata pencaharian dan pendapatan bagi masyarakat Indramayu.

"Kegiatan yang terus dikembangkan yakni kegiatan penangkapan ikan di laut, budidaya berupa tambak, kolam, maupun mina padi, pengolahan ikan, industri garam rakyat serta kegiatan lainnya," tegas bupati.

Sejauh ini, hasil dari pemanfaatan ekonomi di bidang perikanan dan kelautan di Kabupaten Indramayu sudah cukup membanggakan. Salah satu contoh adalah produksi perikanan Kabupaten Indramayu mampu memberikan kontribusi bagi produksi perikanan Jawa Barat sebesar 61,61%.

"Namun demikian saya meyakini bahwa  kontribusi ini masih berpeluang untuk ditingkatkan dan dikembangkan pada tahun-tahun mendatang mengingat potensi besar yang dimiliki Kabupaten Indramayu," katanya.

Pada kesempatan halal bil halal tersebut turut hadir seluruh karywan Dinas Perikanan dan Kelautan bersama anggota keluarganya, pelaku perikanan dan kelautan di Kabupaten Indramayu serta undangan lainnya. DENI SANJAYA / Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Indramayu

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu