Langsung ke konten utama

Indramayu Canangkan Sapta Pesona Untuk Tingkatkan Paiwisata


            Untuk mendukung gerakan Sadar Wisata di Kabupaten Indramayu dan juga Jawa Barat Pemkab Indramayu bersama dengan Pemrov Jawa Barat menggelar kegiatan Sapta Pesona yang dilaksanakan di open stage Bantaran Cimanuk Indramayu, Rabu (24/08/2016).

            Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah menjelaskan, Sapta Pesona merupakan penjabaran dan langkah nyata dari Sadar Wisata yang terkait dukungan dan peran serta masyarakat sebagai tuan rumah di destinasi pariwisata. Terdapat tujuh unsur Sapta Pesona yang harus dikembangkan dan jadi pegangan ditengah masyarakat yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.

            "Ketujuh unsur ini harus benar-benar dipahami oleh berbagai masyarakat teruatama masyarakat yang berada di lokasi wisata sehingga banyak keuntungan yang bisa didaptkan dengan gerakan ini. Namun yang lebih utama adalah masyarakat bisa menjadi pelaku ekonomi dilokasi objek wisata tersebut," tegas Anna.

            Anna menambahkan, potensi wisata di Kabupaten Indramayu saat ini masih didominasi oleh wisata pantai. Namun demikian beberapa objek wisata tersebut secera terus menerus dilakukan pembenahan secara bertahap agar kejayaan wisata pantai bisa kembali muncul seperti tahun-tahun sebelumnya.

            Saat ini ditengah kota Indramayu tengah dikembangkan wisata buatan dengan memanfaatkan Sungai Cimanuk sebagai objeknya. Bahkan dampaknya sudah dirasakan oleh masyarakat Indramayu dan juga luar Indramayu.

            "Tengah diupayakan agar penataan Sungai Cimanuk ini bisa tersambung dari Waduk Bojongsari hingga ke Hutan Mangrove di Karangsong. Selain bersumber dari APBD kabupaten, kami juga tengah mencari dukungan dari APBD provinsi dan lainnya sehingga Cimanuk ini bisa seperti sungai yang ada di Venezia, Amsterdam, ataupun Prancis," katanya.

            Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat, Hj. Ida Hernida menjelaskan, sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pemkab Indramayu dengan merevitalisasi Sungai Cimanuk.  Apalagi di Bantaran Cimanuk juga akan berdiri megah gedung kesenian yang khusus dipertunjukan untuk kesenian.

Untuk itu sebagai dukungannya, Pemrov akan memberikan bantuan berupa panggung hidrolik yang bisa digunakan multi fungsi untuk pertunjukan diluar ruang bahkan bisa memungkinkan juga digunakan diatas air.

Kegiatan Sapta Pesona ini diikuti oleh 500 peserta yang terdiri dari PNS, masyarakat, pelajar, ormas, kompepar, pedagang dan unsur lainnya.  Dengan adanya gerakan Sapta Pesona ini maka masyarakat juga diharapkan bisa ikut menjaga kebersihan dan keindahan di berbagai objek wisata yang ada di Indramayu. DENI SANJAYA / Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu