Langsung ke konten utama

Jelang Hari Kartini, DWP Jaring Pendonor

            INDRAMAYU 17/4.2013 – Menjelang peringatan Hari Kartini tahun 2013, Darma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Indramayu menjaring para pendonor untuk melakukan donor darah sebagai bukti untuk mewujudkan rasa kemanusian dan peduli sesama bagi warga masyarakat Indramayu, Rabu (17/4) di Gedung Sekretariat Daerah Kabupaten Indramayu.

            Dari hasil donor darah di lingkungan Sekrtariat Daerah Kabupaten Indramayu yang dimulai sejak pukul 09.00 – 12.00 itu berhasil mengumpulkan kantong darah dari para pendonor sebanyak 22 labu. Sempitnya waktu donor darah ini dikarenakan petugas dari PMI Cabang Indramayu harus segera menggelar kegiatan serupa di kawasan Bumi Patra.

            Kegiatan yang digelar seusai upacara bendera ini mendapatkan perhatian dan apresiasi dari para PNS di lingkup Sekretariat Daerah serta lainnya. Bahkan beberapa anggota TNI dan Persit Kartika Chandra Kirana Kodim 0616 Indramayu juga ikut peduli dengan kegiatan tersebut.

            Ketua PMI Cabang Indramayu Drs. H. Suwito Handoyo mengatakan, kegiatan yang sangat singkat ini akan sangat bermanfaat bagi kemanusian terutama yang sangat membutuhkan. Apalagi kebutuhan akan darah yang harus di penuhi oleh PMI Cabang Indramayu terus mengalami peningkatan. "Kegiatan ini sangat mendukung operasional bagi lembaga kami, meskipun jumlah yang didapat hanya puluhan tapi sangat berarti bagi kami," kata Suwito.

            Sementara itu Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Indramayu H. Warjo mengungkapkan, pihaknya sengaja melakukan aksi donor darah ini bukan hanya karena ada even ini. Akan tetapi dirinya memang sudah rutin donor darah setiap 3 bulan sekali.

            Akan tetapi hal ini berbeda dengan pengakuan Munadi staf Bagian Umum Setda Indramayu yang bertugas di Sekpri Bupati, dia baru pertama kali melakukan donor darah namun dia berharap seterusnya bisa melakukan hal serupa dan aksi sosialnya ini bisa diikuti oleh pegawai lainnya. (deni)

  

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu