Langsung ke konten utama

Mutasi Pejabat Kembali Terjadi Ahmad Bahtiar Definitif Jabat Sekda

 

INDRAMAYU 30/7/2012 (www.humasindramayu.com) – setelah menjabat Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu selama 7 bulan, Ahmad Bahtiar, S.H. akhirnya didefinitifkan menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu. Penetapan sebagai Sekretaris Daerah ini berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 133/Kep.848-BKD/2012 tanggal 23 Juli 2012. Selain melantik Sekretaris Daerah, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah juga melantik para pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan Pemkab Indramayu, Senin (30/7) di Pendopo Raden Bagus Aria Wiralodra.

 

Para pejabat eselon II yang bergeser yakni Drs. H. Yayan Mulyantoro, MM yang sebelumnya Asisten Pemerintahan pada Sekretariat Daerah kini menjabat Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Sementara Asisten Pemerintahan diisi oleh Maman Kostaman, SH yang semula menjabat Kepala Bagian Hukum pada Sekretariat Daerah. Drs. Nuradi, M.Si yang semula Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kini menjadi Inspektur yang telah ditinggalkan oleh Ahmad Bahtiar, SH yang dilantik menjadi Sekretaris Daerah.

 

Pada posisi eselon III juga banyak mengalami perubahan, di antaranya Sunardi, SH yang semula Camat Cantigi kini menjabat Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah, kemudian H. Dodi Tisna Abdullah, SH. M.Si yang semula Sekretaris Camat Losarang kini promosi menjadi Camat Cantigi. Drs. Supardi yang semula Kepala Bagian Perekonomian pada Sekretariat Daerah kini menjabat Inspektur Pembantu Wilayah III pada Inspektorat, sementara Kepala Bagian Perekonomian yang baru dijabat oleh Drs. Darma, M.Si.

 

Sementara itu pada eselon IV juga banyak mengalami perubahan di antaranya yakni dr. Hadi Rahmatsyah Sumardi yang semula Kepala Seksi Pengembangan Mutu Pelayanan Medik pada RSUD, kini  menjabat Kasubbag Tata Usaha pada RSUD Pantura Sentot, Anang Kartiwa, S.Pd. M.Pd. yang semula kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Kroya kini menjabat Kasi Pelayanan Masyarakat pada Kecamatan Bangodua, Hesti Heryanti Djuliana yang semula pelaksana kebidanan pada UPTD Puskesmas Margadadi kini dipercaya menjadi Kepala UPTD Puskesmas Sindang.

 

Pada kesempatan tersebut, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah berpesan kepada pejabat yang baru saja menempati posisi barunya agar dapat bekerja lebih keras lagi dan segera berkoordinasi dengan atasan dan sesama pegawai lainnya. "Saya harap pejabat yang baru saja dilantik dapat segera berkoordinasi, sehinggga pelayanan kepada masyarakat dan roda pemerintah bisa tetap bergulir," pintanya. (deni/www.humasindramayu.com)



--
Terima Kasih Partisipasi Anda,
Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu