Langsung ke konten utama

Pemkab Indramayu Siap Bantu Wasini

Dirujuk ke RSHS Bandung

Pemkab Indramayu Siap Bantu Wasini

            INDRAMAYU 17/7/2013 - Pemerintah Kabupaten Indramayu siap membantu kesembuhan Wasini (33) warga Gang 7 Utara RT 02/01 Desa Karangampel Kecamatan Karangampel yang menderita tumor payudara untuk dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Namun, hingga saat ini, keluarga pasien tidak mau membawa Wasini ke RSHS. Demikian dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu dr. H. Dedi Rohendi, M.A.R.S. seperti yang dilansir Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Indramayu Drs. Wawan.

Kabag Humas dan Protokol Drs. Wawan menjelaskan, munculnya laporan ini bermula dari pemberitaan di media online lingkarjabar.com per tanggal 1 Juli 2013. Wasini (33) warga Karangampel dilaporkan menderita tumor payudara dan telah dioperasi di RSUD Indramayu pada tanggal 11 Juni 2013. Saat itu juga pihak RSUD Indramayu merujuk Wasini agar dirawat di RSHS Bandung. Tetapi keluarga Wasini menolaknya dengan alasan ketiadaan biaya. Akhirnya keluarga memutuskan membawa Wasini pulang ke rumahnya.

   Dalam kondisi menahan sakit pasca operasi, Wasini dan keluarganya hanya bisa pasrah sampai mereka didatangi wartawan dari Harian Umum Lingkar Jabar. Selain menulis secara online, Harian Umum Lingkar Jabar atas nama Kepala Biro Indramayu juga mengirim surat ke Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu melalui surat nomor: Biro Indramayu/LJ-06/Juni-2013 tanggal 26 Juni 2013 perihal laporan penderita tumor payudara untuk dibantu Pemkab Indramayu. Melihat ada warganya yang menderita penyakit berat, Pemkab Indramayu tidak tinggal diam.

Menurut Wawan, Dinas Kesehatan Indramayu telah memanggil keluarga Wasini tanggal 8 Juli 2013 dan menyampaikan kepada keluarga Wasini bahwa Pemkab Indramayu sesuai dengan aturan yang berlaku siap membantu Wasini. Apalagi pasien merupakan peserta Jamkesmas. Seluruh biaya kesehatan Wasini mulai dari transportasi ambulan sampai dengan biaya perawatan ditanggung oleh Pemkab Indramayu.

Bukan hanya itu, lanjutnya, keluarga yang mendampingi Wasini selama Wasini dirawat di RSHS juga mendapat biaya pendamping atau uang saku dan rumah singgah di dekat RSHS Bandung. "Keluarga yang mendampingi Wasini jika kelak Wasini di rawat di Bandung tidak usah khawatir. Pemkab telah menyiapkan segalanya mulai uang saku sampai rumah tinggal gratis selama Wasini dirawat," kata Wawan.

Lebih rinci Wawan menceritakan, keluarga Wasini datang pada tanggal 10 Juli 2013 dengan diwakili Wangad dan Tasminah yang merupakan orang tua pasien serta Jaya yang menurut keluarga pasien merupakan wartawan Harian Umum Lingkar Jabar.

Namun, ujar Wawan, keluarga pasien mengatakan bahwa Wasini tidak dibawa ke RSHS Bandung karena tidak ada satupun keluarga yang dapat  mendampingi pasien untuk dirujuk di RSHS. "Untuk kesembuhan Wasini, kami sudah berusaha dan berupaya mendorong agar pasien dapat dirujuk, tetapi keluarga pasien tetap menolak. Namun jika keluarga Wasini berubah pikiran, kami 24 jam siap memfasilitasi Wasini jika keluarga berniat membawa pasien ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung," tandas Wawan. (deni/dedi/humasindramayu)

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu