Langsung ke konten utama

Wabup Supendi: “PNPM Mandiri Hidupkan Gotog Royong”

SLIYEG 25/9/2012 (www.humasindramayu.com) - Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si menilai, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri perdesaan memiliki berbagai keunggulan seperti terbukti efektif menanggulangi kemiskinan melalui peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin, serta adanya efisiensi biaya melalui keswadayaan masyarakat

 

Selain itu, lanjutnya, PNPM mandiri juga memiliki dampak eksternal yang positif bagi masyarakat yakni menghidupkan kembali budaya gotong royong, meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola pembangunan, serta menumbuh-kembangkan kelembagaan lokal dalam mengelola dan melayani pengembangan usaha ekonomi bagi masyarakat miskin.

 

Demikian dikatakan Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, .M.Si saat pencanangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Kabupaten Indramayu Tahun 2012 di Desa Sleman Lor, Selasa 25/09/12. Pencanangan ini ditandai dengan kentongan yang ditabuh Wabup bersama kepala OPD terkait.

 

Menurut Wabup, untuk mengentaskan kemiskinan, selain PNPM Mandiri, pemerintah mempunyai banyak program seperti program Bantuan Langsung Tunai (BLT), Program Keluarga Harapan (PKH), Beras Miskin (Raskin) dan lain-lain. Namun, ujarnya PNPM Mandiri adalah program terbaik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, karena dalam program ini masyarakat turut berpartisipasi.

 

Dikatakan, PNPM Mandiri perdesaan membutuhkan dukungan pemerintah daerah melalui pembiayaan bersama yang bersumber dari APBN dan APBD. Untuk merealisasikan hal tersebut, sejak tahun 2007 Pemkab Indramayu secara khusus telah menganggarkan dana untuk kegiatan dimaksud,

 

"Pada tahun ini, jumlah dana yang dianggarkan sebesar Rp.1.497.500.000,00. Anggaran tersebut dialokasikan di 27 (dua puluh tujuh) kecamatan," jelasnya.

 

Dijelaskan, PNPM Mandiri perdesaan merupakan sistem pembangunan yang melibatkan berbagai elemen masyarakat secara partisipatif dengan azas dari, untuk, dan oleh masyarakat. Perencanaannya dikaji dan dibahas bersama mulai dari tingkat rw, desa, dan antar desa. Dalam hal ini, masyarakat diberi kewenangan penuh untuk menentukan prioritas yang akan didanai oleh PNPM mandiri perdesaan

 

"Sistem pelaksanaan PNPM  Mandiri pedesaan dikelola langsung oleh masyarakat, dan hasilnya, tentunya juga akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," katanya.

 

Meski demikian, ujarnya, program ini harus diselaraskan dengan program pembangunan desa lainnya sehingga tidak terjadi tumpang tindih dan seluruh program dapat berjalan dengan lancar dan optimal.

 

"Sebagai konsolidasi, harmonisasi, dan sinkronisasi seluruh program  tersebut, maka semua desa di Kabupaten Indramayu harus mampu membuat dokumen rencana pembangunan jangka menengah desa (Red: RPJMDes), yang nantinya diharapkan dapat dijadikan dokumen perencanaan untuk seluruh program masuk desa," kata Supendi.

 

Wabup mengingatkan, pembangunan sarana dan prasarana yang telah dilaksanakan hendaknya berorientasi pada target kualitas dan bukan kuantitas. Pengelolaan dana pun harus transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. "Saya menghimbau kepada seluruh pihak, untuk berpegang teguh pada prinsip dan peraturan perundang-undangan yang berlaku," pintanya.

 

Wabup berharap, PNPM Mandiri ini sebagai upaya dari pemerintah untuk memberdayakan masyarakat yang diharapkan mampu menjadi program unggulan pengentasan kemiskinan di Indonesia.

 

Program Lanjutan

Di tempat yang sama Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Indramayu Drs. H. Munjaki, M.Si mengatakan, PNPM Mandiri adalah kelanjutan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dimulai sejak tahun 1999.

 

"Program ini berlanjut karena dinilai cukup berhasil dalam mendorong percepatan penanggulangan kemiskinan da pengangguran berbasis pemberdayaan masyarakat," katanya

 

Disebutkan, hasil pelaksanaan PNPM Mandiri meliputi bidang fisik dan ekonomi. "Untuk bidang fisik, pemerintah membangun prasarana umum seperti pembuatan jalan, jembatan, drainase dan lain-lain, prasarana pendidikan membangun gedung MI dan TK, serta prasana kesehatan meliputi pembangunan MCK dan pembuatan posyandu," katanya.

 

Sementara untuk bidang ekonomi, ada Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dengan jumlah pemanfaatan sebanyak 2.253 kelompok, dan 31.793 perempuan. (deni/dedi/www.humasindramayu.com)



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu