Langsung ke konten utama

PRESS REALESE

HUT Pramuka ke-51

Bupati Hj. Anna: "Pramuka Harus Miliki Unit Usaha Sendiri"

 

INDRAMAYU 12/9/2012 (www.humasindramayu.com) – Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Indramayu harus memiliki unit usaha sendiri untuk kemajuan organisasinya. Gerakan Pramuka harus mampu mandiri, tidak mungkin selamanya bergantung pada bantuan pemerintah. Hal ini ditegaskan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah saat menjadi inspektur upacara pada puncak peringatan HUT Pramuka ke-51 tahun 2012 di Alun-alun Indramayu, Rabu (12/9).

 

"Unit usaha sangat dibutuhkan untuk menciptakan organisasi yang otonom, mandiri, dan independen bagi gerakan Pramuka. Apalagi, saat ini ada tuntutan bahwa Pramuka harus memiliki sumber dana sendiri tidak bergantung dengan bantuan dari pemerintah. Oleh karena itu Kwartir Cabang Pramuka Indramayu harus mulai memikirkan dan punya inisiatif untuk membentuk unit usaha sendiri," tegasnya.

 

Menurut Bupati, sebagai langkah awal, Kwartir Cabang Pramuka Indramayu perlu mendata semuat aset yang dimilikinya, untuk kemudian dilakukan pengembangan dan pengelolaan sebagai sebuah badan usaha. "Ini dimaksudkan agar gerakan Pramuka tidak bergantung kepada bantuan pemerintah semata, meskipun bantuan tersebut sebenarnya telah dijamin oleh Undang-Undang," tandasnya.

 

Dikatakan, dalam pelaksanaannya, Pramuka dapat melakukan kerja sama dengan pihak ketiga, sepanjang menguntungkan dan bermanfaat bagi gerakan pramuka itu sendiri.

Dijelaskan, revitalisasi gerakan Pramuka yang berjalan selama enam tahun telah menunjukkan perkembangan dan hasil yang menggembirakan.

"Revitalisasi yang tujuan pokoknya untuk mengaktifkan kembali gugus depan sebagai ujung tombak gerakan Pramuka, memantapkan eksistensi gerakan Pramuka, serta meningkatkan fungsi gerakan Pramuka, telah menggeliat kembali," ujarnya.

Kendati demikian, kata Bupati, aktivitas yang sudah mulai terlihat ini jangan ditinggalkan begitu saja tanpa ada pembinaan lebih lanjut.

 

"Saya mengajak kakak-kakak anggota gerakan Pramuka agar lebih merapatkan barisan dan menyatukan gerak langkah untuk kemajuan gerakan Pramuka dan percepatan pembentukan karakter kaum muda Indramayu. Mari kita dorong kemandirian dan tingkatkan kualitas gerakan pramuka di Indramayu," pinta orang nomor satu Indramayu itu.

 

Pada upacara tersebut diberikan penghargaan berupa Lencana Pancawarsa IV kepada beberapa tokoh di Indramayu yang sangat peduli terhadap perkembangan Pramuka diantaranya Drs. H. Supendi, M.Si, Drs. Yayan Mulyantoro, MM. DR. Ir. Tohidin, MP. dan Drs. Supriyono. Pada kesempatan itu dilakukan perjanjian kerjasama antara Kwartir Cabang Indramayu dengan Perum Perhutani KPH Indramayu tentang Bumi Perkemahan Pramuka. Selesai upacara, acara dilanjutkan dengan defile kontingan Pramuka dari masing-masing Kwaran dan Gugus Depan yang ada di Indramayu. (deni/ded/www.humasindramayu.com)



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu