Langsung ke konten utama

Bupati Anna Buka Metode Tamyiz

Bupati Bone Bolango Belajar di Indramayu

 

INDRAMAYU 25/9/2012 (www.humasindramayu.com) – Metode pemahaman terhadap isi kandungan Al-Qur'an melalui metode Tamyiz mendapat apresiasi dari daerah lain. Setelah Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Barat, kini Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo melakukan studi banding ke Kabupaten Indramayu untuk mengetahui secara langsung bagaimana metode tersebut dapat mempercepat orang dalam memahami makna Al-Qur'an. Rombongan Kabupaten Bone Bolango tersebut dipimpin langsung orang nomor satu Bone, Abdul Haris Nadjamudin, Selasa (25/9) di Wisma Hají Indramayu.

 

Menurut Bupati Kabupaten Bone Bolango Abdul Haris Nadjamudin, pihaknya sengaja datang ke Indramayu karena daerah ini terkenal dengan visi religiusnya. Berbagai program dan kebijakan bernuansa religius pun telah dilontarkan oleh Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah. Salah satunya yakni pada tahun 2011 yang lalu Bupati Indramayu telah mencanangkan sebagai tahun pemahaman Al-Qur'an dengan mewisuda 484 guru agama yang telah selesai melalui metode Tamyiz.

 

Saat ini, Pemkab Indramayu tengah menggelar metode Tamyiz untuk angkatan ke III yang keseluruhannya ditanggung oleh Pemkab Indramayu. Para santri ini berasal dari para guru SD/MI/MDA, SMP, SMA, dan juga guru pendidikan non formal.

 

"Kami ingin mengatahui bagaimana Pemkab Indramayu mengalokasikan anggaran untuk pembelajaran metode Tamyiz ini. Kami sangat terkesan dengan kegiatan ini, apalagi kami melihat langsung metode dan cara pembelajarannya. Kami ingin mengirimkan santri ke Indramayu untuk belajar metode ini," kata Bupati Abdul Haris.

 

Sementara itu, Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dalam sambutannya mengatakan, Pemkab Indramayu tetap pada komitmennya menciptakan visi Indramayu Remaja yakni dengan mengedepankan nuansa religius. Apa yang menjadi kebijakan Pemkab Indramayu selalu berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

 

Selain merupakan program pendukung tahun pemahaman Al-Quran, kata orang nomor satu Indramayu itu, kegiatan ini juga merupakan salah satu bentuk implementasi pemerintah dalam mewujudkan Indramayu yang religius dan dituangkan dalam bentuk aplikasi program keagamaan yang berbasis pada kesadaran dan pemahaman terhadap Al-Quran. 

 

Dijelaskan, pelaksanaan pelatihan ini dibagi menjadi lima angkatan dalam satu tahun anggaran 2012, dengan jumlah 317 peserta. Sementara jumlahnya terdiri dari lima peserta yang diambil dari setiap desa. Gelombang pertama dan ke dua telah berhasil dilaksanakan.

"Saya berharap gelombang ke tiga ini juga dapat berjalan dengan sukses, lancar, dan bahkan lebih baik dibandingkan angkatan-angkatan sebelumnya," pinta Anna Sophanah. (deni/www.humasindramayu.com)



--

Kunjungi Website Kami www.humasindramayu.com Terima Kasih

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu