Langsung ke konten utama

PKL Indramayu Siap Wujudkan Adipura

INDRAMAYU 20/3/2012 (www.humasindramayu.com) – Para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di wilayah kota Indramayu bertekad untuk kembali mendatangkan Piala Adipura ke Kabupaten Indramayu. Hal ini disampaikan Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Sport Centre Yayat Hidayat dihadapan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah, Senin (19/3) kemarin.

 

Menurut Hidayat, apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu untuk merebut kembali Piala Adipura disambut positif oleh para pedagang. Para PKL yang tersebar dibeberapa titik di kota Indramayu seperti di Sport Centre, Pasar Mambo, Bantaran Cimanuk siap mendukung dan melakukan langkah konkret demi kota yang bersih.

 

Ia menambahkan, selama ini para PKL diberlakukan sangat manusiawi oleh pemerintah dalam hal ini Satpol PP. Ketika melakukan penertiban, Satpol PP memberikan pengarahan dari hati, sehingga jarang sekali terjadi gesekan dengan para pedagang. "Masing-masing pihak mengerti akan tugasnya, Satpol PP bertugas menertibkan sedangkan kami para pedagang harus menghidupi keluarga dengan cara berdagang di tempat keramaian." Kata Hidayat.

 

Pedagang wedang Susu Bandrek SBY ini menegaskan, bukti dari pemerintah daerah sangat memperhatikan pedagang adalah ketika para pedagang yang selama ini berjualan di Alun-alun Indramayu hendak dipindahkan, namun pemerintah daerah telah menyiapkan lahannya terlebih dahulu, sehingga ketika pedagang pindah mereka telah mendapatkan tempat yang baru telah tersedia.

 

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, dukungan dari para pedagang ini merupakan spirit bagi pemerintah daerah untuk bisa kembali mendatangkan Piala Adipura ke Indramayu. Dirinya pun kembali menegaskan, bahwa pemerintah tidak akan mengusir para pedagang, namun akan ditertibkan dan dilata agar tidak kumuh dan supaya enak di pandang.

 

"Pedagang PKL merupakan usaha mandiri dan sangat bermanfaat bagi keluarga dan juga pembeli, sehingga terjadi usaha yang saling menguntungkan. Kami tetap akan memperlakukan pedagang PKL dengan humanis, sehingga tidak terjadi gesekan seperti yang terjadi di daerah-daerah lain." Tegas Anna. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu