Langsung ke konten utama

Pamong Desa Ikuti Bimtek Adminstrasi

PATROL 20/3/2012 (www.humasindramayu.com) - Sebanyak 80 aparatur desa mulai dari juru tulis, tua desa, kliwon, lebe, lurah, bekel dan para kepala urusan (kaur) mengikuti bimbingan teknis (bimtek) adminstrasi yang diadakan Pemerintah Kecamatan Patrol. Bimtek yang berlangsung selama dua hari bertempat di aula kantor kecamatan tersebut, dibuka Camat Patrol H Wasga Ciptowibowo SH MSi, Selasa (20/3).

Selama kegiatan, peserta akan dibekali sejumlah materi berupa teori sekaligus praktek tentang pengelolaan adminstrasi desa sesuai dengan Perda nomor 8 tahun 2011 tentang Pemerintahan Desa.

Nara sumbernya adalah para kasi baik yanmas, kesos, trantib, PMD, sekretariat kecamatan dan camat. Disamping itu, mereka juga mendapat pembekalan tentang bela negara serta lainnya dari Koramil Anjatan dan Polsektif Patrol.

Camat Patrol H Wasga Ciptowibowo kepada menjelaskan, bimtek administrasi untuk aparat desa ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan keterampilan para perangkat desa dalam melaksanakan tugas kesehariannya. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan seluruh desa akan di upgrade mindsetnya supaya persoalan yang timbul dapat dimenej dengan baik.

"Pesertanya adalah para pamong yang baru maupun yang lama.
Kita berusaha supaya mereka dapat memahami tupoksi masing-masing dan bisa mengelompokkan tiap persoalan. Sehingga nantinya diharapkan mereka sebagai aparatur pemerintah dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat," terangnya.


Dijelaskan, dalam pengelolaan pemerintahan desa diperlukan sumber daya aparatur yang handal dan professional untuk mewujudkan pelayanan publik secara maksimal. Lebih-lebih, paska pemilihan kuwu yang lalu, hampir semua Pemdes yang memiliki pemimpin baru, juga mengganti kabinetnya dengan yang baru. Sehingga, pihaknya merasa perlu untuk mengadakan sebuah kegiatan pelatihan secara masal agar mereka menguasai tata cara pengelolaan pemerintahan yang baik.
(deni/www.humasindramayu.com)


Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu