Langsung ke konten utama

Bupati Programkan Lumbung Zakat Setiap Desa

GABUS WETAN 5/3/2012 (www.humasindramayu.com) – Terobosan baru kembali digulirkan Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah sebagai upaya strategis pengentasan kemiskinan masyarakat di Kabupaten Indramayu.

 

Setelah sebelumnya meluncurkan program Ibu Sayang Rakyat (Isra), terbaru, Bupati perempuan pertama bumi Wiralodra ini, menggelontorkan program lumbung zakat setiap desa atau Baitul Maal Desa (BMD).

 

Gagasan itu disampaikan Bupati Anna saat kunjungan kerja (kunker) sekaligus penyerahan bantuan dari Bazda Indramayu bagi warga di Kecamatan Gabus Wetan, Senin (5/3) bertempat dihalaman kantor Desa Gabus Kulon.

 

Bupati Anna menjelaskan, lumbung zakat desa adalah sebuah program untuk tingkat desa yang menjalankan fungsi pemberdayaan pada skala lokal. Yaitu dengan menggali potensi-potensi zakat yang ada di masyarakat desa.

 

"Potensi zakat yang ada di desa sangatlah besar apabila terus digali. Mengingat kondisi masyarakat Indramayu sebagian besar adalah petani, ada juga pedagang namun zakatnya belum diberdayakan secara optimal," terangnya.

 

Melalui BMD, lanjut istri ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat DR H Irianto MS Syafiuddin (Yance) ini, akan semakin memudahkan para muzaki dalam menyalurkan zakat, infaq dan sedekah melalui lembaga amil.

 

Sebaliknya, para mustahik atau penerima zakat juga akan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan pelayanan dari lembaga yang akan dikelola oleh masyarakat desa tersebut.

 

"Manfaatnya akan sangat besar sekali. Setelah evaluasi sekaligus kordinasi dengan Bazda, program ini akan segera diluncurkan," jelas Bupati Anna.

 

Sejauh ini, lanjut dia, potensi zakat yang baru bisa dioptimalkan hanya berasal dari zakat fitrah serta zakat profesi (zaprof) yang digalang dari sisipan gaji para Pegawai Negeri Sipil (PNS).

 

Meski jumlah PNS di Indramayu tidak banyak, namun dana yang terkumpul setiap tahunnya tergolong besar dan mampu memberikan sumbangsih yang berarti bagi upaya pengentasan kemiskinan.

 

Sementara itu, Camat Gabus Wetan Drs Asep Kusdianti menyatakan, pihaknya beserta jajaran pemerintahan desa serta instansi dan lembaga tingkat kecamatan, selalu siap untuk mensukseskan setiap program yang digalakkan oleh Pemkab Indramayu.

 

Bahkan dalam acara penyerahan bantuan rehab rumah gakin, sembako serta modal usaha kecil dari Bazda, beberapa pihak ikut menyumbang. Diantaranya bantuan perlengkapan sekolah bagi siswa dari keluarga tidak mampu dari UPTD Pendidikan serta tambahan rehab rumah dari BAZ Kecamatan Gabus Wetan.(deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu