Langsung ke konten utama

100 Kuwu Baru dibekali Suskalak

INDRAMAYU 7/3/2012 (www.humasindramayu.com) – Sebanyak 100 kuwu baru di Kabupaten Indramayu mengikuti kegiatan Kursus Kader Pelaksana (Suskulak) B sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan para kuwu dalam bidang kedisiplinan, kepemimpinan, dan pengethuan tentang pemerintahan dan pembangunan desa. Kegiatan  berlangsung di Islamic Centre selama tiga hari hingga hari Sabtu mendatang.

 

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Indramayu H. Kamud, SH mengatakan, peserta kegiatan suskulak ini adalah kuwu baru hasil pemilihan tahun 2011 yang lalu. Kuwu baru ini sengaja dilibatkan untuk memberikan pembekalan kepada para kuwu baru karena mereka memiliki latar belakang yang berbeda-beda sehingga kemampuannya  juga beragam.

 

Pada kegiatan itu, para kuwu diberikan materi yaitu tentang peran TNI dalam ketahanan negara dan NKRI, kebijakan pemda dalam program desa siaga, penegakan hukum dan babinkamtibmas di Kabupaten Indramayu, agama dalam pertahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Undang-undang nomor 22 tahun 2007 tentang pemilu, Undang-undang nomor 32 tahun 2004 dan PP 72 tahun 2005, tupoksi kuwu, BPD serta perangkat desa lainnya.

 

Materi lainnya yang disampaikan yakni kebijakan Pemda Indramayu dalam penanganan penanggulangan bencana, wawasan kebangsaan, fungsi linmas dalam siskamling, kepemimpinan, kependudukan dan catatan sipil, kebijakan pertanian dan usaha peternakan, idiologi Pancasila dan UUD 1945, dan kebijakan pemerintah tentang ketenagakerjaan. Sementara itu untuk praktek para kuwu diberikan bekal yakni pembinaan jasmani, caraka, pengetahuan baris berbaris dan tata upacara militer serta out bond.

 

Sementara itu Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si mengatakan, kegiatan ini harus benar-benar diikuti oleh para kuwu dengan serius karena hal ini merupakan pengetahuan awal bagi para kuwu untuk menjalankan tugas di desanya. Pemberian bekal ini juga diharapkan dapat meningkatkan keamampuan bagi para kuwu dalam bertugas karena harus memberikan pelayanan kepada masyarakat. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu