Langsung ke konten utama

Masyarakat Hibahkan Tanahnya Untuk TNI

TERISI 28/11/2011 (www.humasindramayu.com) – Manunggal antara TNI dengan rakyat di wilayah Kabupaten Indramayu semakin nyata. Hal ini dibuktikan dengan dihibahkannya tanah dari tiga orang warga masyarakat kepada Pemerintah Kabupaten Indramayu yang selanjutnya diserahkan kepada TNI sebagai lahan untuk Markas Koramil Cikedung. Penyerahan hibah tanah tersebut berlangsung Senin siang (28/11) di Koramil Cikedung.

 

Ketiga warga masyarakat yang dengan rela dan ikhlas menyerahkan tanahnya untuk kepentingan TNI tersebut yaitu H. Camin seluas 910 M2, Sopari seluas 305 M2, dan Salamah seluas 1.750 M2. Menurut ketiganya, hibah tanah ini merupakan keinginan dari masing-masing pribadi untuk ikut serta dalam membantu pemerintah dan TNI untuk terus membangun wilayahnya.

 

Secara berurutan ketiga warga masyarakat tersebut menyerahkan akta tanahnya kepada Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah, yang selanjutnya diserahkan kepada Komandan Resort Militer (Danrem) 063/Sunan Gunung Jati Kolonel Ali Sanjaya yang kemudian diteruskan kepada Dandim 0616 Indramayu Letkol ARH. Hari Arif Wibowo.

 

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah pada kesempatan itu menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada ketiga orang tersebut yang dengan rela dan ikhlas menyerahkan hartanya berupa tanah kepada pemerintah. "Saya bangga kepada ketiga orang ini, ditengah situasi dan kondisi seperti ini masih ada orang yang dengan rela dan ikhlas memberikan hartanya kepada pemerintah untuk pembangunan. Insya Allah apa yang telah diserahkan pada hari ini akan diganti dengan yang lebih besar kelak nanti." Kata bupati.

 

Sementara itu Danrem 063/Sunan Gunung Jati Kolonel Ali Sanjaya mengatakan, hibah tanah yang telah diserahkan oleh warga masyarakat ini akan dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh TNI. Hibah tanah ini menambah kayakinan TNI dapat bersatu dengan masyarakat, karena pada hakekatnya TNI berasal dari rakyat dan kembali pula kepada rakyat. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu