Langsung ke konten utama

Masyarakat Desa Bodas Bersykur, Jembatan Tikungan Diresmikan

TUKDANA 21/11/2011 (www.humasindramayu.com) – Masyarakat Desa Bodas Kecamatan Tukdana akhirnya tidak perlu bersusah payah dalam menyebrang. Pasalnya jembatan yang selama ini mereka dambakan akhirnya dapat terwujud dan penggunannya telah diresmikan pada akhir pekan kemarin oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Indramayu Drs. H. Wahidin, MM yang disaksikan oleh ratusan warga setempat.

 

Selama ini, warga di desa tersebut mendambakan hadirnya jembatan yang berfungsi untuk menyebrangkan hasil pertanian dan garapan petani lainnya. Sebelum adanya jembatan masyarakat yang akan menangkut hasil pertanian seperti padi, sayuran, maupun peternakan harus memutar melalui jembatan utama yang berjarak sekitar 500 meter. Tentu saja hal ini membutuhkan waktu yang lebih lama. Bahkan, terkadang masyarakat ada yang nekat dengan menyebrangi kali untuk membawa hasil pertaniannya meskipun hal ini sangat membahayakan jiwanya.

 

Jembatan yang dibangun tersebut, merupakan bantuan dari PT Telkom yang diambil dari CSR milik BUMN itu. Jembatan yang bernilai 100 juta tersebut selesai dibangun selama empat bulan. Selain membangun jembatan PT Telkom juga memberikan bantuan untuk pengerasan jalan senilai 75 juta dan bantuan untuk meubel madrasah senilai 5 juta.

 

Direksi PT Telkom yang diwakili Senior General Manager Community Development Center Gatot Rustamadji berharap, berbagai bantuan dari perusahannya diharapkan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Bodas. Selain itu juga diharapakan bisa dijaga dalam penggunannya dan masyarakat bisa mengawasainya. "Masyarakat Desa Bodas sejak jaman dahulu telah gigih dalam berjuang baik masa pra kemerdekaan maupun pada jaman kemerdekaan seperti sekarang ini, sehingga sangat wajar jika perusahannya memberikan bantuan kepada masyarakat desa ini." Kata Gatot.

 

Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Indramayu Drs. H. Wahidin, MM mengungkapkan, pihaknya merasa gembira dan bersyukur dengan telah beroperasinya jembatan di blok Tikungan tersebut. Pasalnya jembatan itu merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat Desa Bodas. Pemkab Indramayu berterima kasih kepada seluruh jajaran direksi PT Telkom karena telah menyalurkan dana CSR nya dengan membangun jembatan tersebut. Hal ini merupakan kemitraan antara PT Telkom sebagai BUMN dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu.

 

Wahidin menambahkan, meskipun volume APBD Kabupaten Indramayu sangat besar namun belum mampu secara maksimal dalam menyerap keinginan dan kebutuhan masyarakat Indramayu dikarenakan tetap memperhatikan skala prioritas. Dengan adanya program CSR dari BUMN ini maka hal ini sangat membantu pembangunan di Kabupaten Indramayu yang kini tengah giat-giatnya membangun. (deni/www.humasindramayu.com)

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu