Langsung ke konten utama

Bupati Resmikan Graha Remaja

KRANGKENG 23/11/2011 (www.humasindramayu.com) – Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah meresmikan Graha Remaja yang merupakan kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pendidikan Kecamatan Krangkeng, Selasa (23/11). Dengan peresmian Graha Remaja ini diharapkan sarana dan prasarana pendidikan di kecamatan tersebut bisa ditingkatkan.

 

Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Krangkeng Muhammad Yahya, S.Ag mengatakan, pembangunan Graha Remaja ini merupakan komitmen dari seluruh insan pendidik di Kecamatan Krangkeng untuk memajukan pendidikan di Kabupaten Indramayu. Hal ini ditunjukan dari iuran swadaya para pendidik di Kecamatan Krangkeng untuk membangun gedung ini  yang berhasil terkympul sebesar 215 juta rupiah dan berhasil di bangun selama 8 bulan. Sementara sisanya didapatkan dari Pemerintah Kabupaten Indramayu.

 

Gedung yang dibangun tersebut berdiri diatas lahan yang sebelumnya juga merupakan eks kantor UPTD Pendidikan Kecamatan Sukra. Gedung ini terdiri dari ruangan kepala, ruangan staf, mushola, aula serba guna, dan toilet.

 

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah pada kesempatan itu menegaskan bahwa sarana dan prasarana pendidikan belum cukup untuk dapat mewujudkan harapan semua. Namun, diperlukan lebih dari sekedar komitmen, tetapi lebih jauh berupa tindakan nyata dari seluruh komponen masyarakat agar dapat menghasilkan produk pendidikan yang berkualitas.

 

Bupati mencontohkan, di lingkungan sekolah seorang kepala sekolah merupakan penanggung jawab penuh segala kegiatan dan program pendidikan yang diselenggarakan di sekolah tersebut. Hal ini harus didukung oleh kesiapan para guru sebagai pendidik dan para karyawan sebagai pelaksana administrasi. Di samping itu, kesadaran dan kemauan yang kuat dari para siswa juga memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar.

 

Sementara di luar lingkungan sekolah, masyarakat dan pemerintah mempunyai kewajiban untuk turut mendukung suksesnya penyelenggaraan pendidikan. Pemerintah telah menfasilitasi berbagai sarana dan prasarana pendidikan, tinggal masyarakat, dimana di dalamnya terdapat para orang tua siswa, untuk turut berperan aktif, baik memberikan motivasi maupun partisipasi dalam penyelenggaraan dan pembangunan pendidikan.

 

"Apabila berbagai komponen tersebut dapat menjalankan tugas dan perannya masing-masing secara sinergi dan proporsional, insya allah tujuan pendidikan yang kita harapkan dapat tercapai." Kata Anna.

 

Peresmian gedung tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti, yang kemudian dilanjutkan dengan pengguntingan pita dan peninjauan ke dalam gedung. Persemian itu juga dihadiri oleh DR. H. Irianto MS. Syafiuddin, Kepala Dinas Pendidikan, Camat dan Muspika se Kecamatan Krangkeng. (deni/www.humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu