Langsung ke konten utama

Pemkab Siapkan Tim Advokasi Wanipah



 

INDRAMAYU 20/7/2011 (www.humasindramayu.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu berjanji akan memberikan bantuan hukum dan tim advokasi kepada Wanipah, tenaga kerja wanita (TKW) asal Blok Kartiyah,Desa Sendang RT 04/02,Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu yang terancam hukuman mati di Republik Rakyat China (RRC). Hal itu dikatakan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah seusai meresmikan RKB di SMAN 1 Sindang.

Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah mengatakan, Pemkab Indramayu tengah menginventarisasi data serta informasi lengkap dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) serta Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI terkait masalah yang menimpa Wanipah. "Kami masih mengumpulkan data-data untuk melakukan advokasi terhadap Wanipah," katanya.

 

Pemkab Indramayu mengaku, belum mengetahui secara pasti, apakah Wanipah hanya menjadi korban dari sindikat narkoba internasional. Sebab, ada kemungkinan Wanipah dijebak oleh sindikat narkoba luar negeri.Untuk itu, Pemkab Indramayu memastikan akan menyiapkan pengacara jika diperlukan untuk membantu Wanipah dalam proses hukum di China.

 

Hj. Anna Sophanah juga mengaku akan menggelar pertemuan dengan Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) serta jajarannya untuk mengambil langkah- langkah konkret untuk memberikan bantuan hukum." Koordinasi dengan Kemlu juga masih kami lakukan. Harapannya hukuman mati tersebut dapat ditinjau ulang oleh pengadilan di China," katanya.

Sementara itu Sekretaris Komisi A DPRD Kabupaten Indramayu Dalam mengaku, prihatin atas kejadian yang dialami oleh salah satu TKW asal Kabupaten Indramayu di China. "Kami mengharapkan ada upaya diplomatik yang dilakukan pemerintah pusat agar hukuman mati tidak dilakukan pengadilan di China," kata Dalam.

 

Dalam berharap, Satgas TKI yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dapat membantu Wanipah yang saat ini masih menjalani proses hukum. DPRD Kabupaten Indramayu melalui Komisi A juga akan membahas tentang nasib Wanipah.
"Kami akan lakukan pertemuan dengan anggota Komisi A lainnya untuk membantu Wanipah." katanya.

 

Seperti diketahui,Wanipah ditangkap otoritas Bea Cukai setempat karena kedapatan membawa narkotika jenis heroin dalam jumlah besar di Bandara Xiaoshan, Hangzhou, dan pemalsuan dokumen identitas Wanipah berganti nama menjadi Fazeerra Icha yang beralamat di Curup, Provinsi Bengkulu dengan paspor dari Kantor Imigrasi Palembang. (deni/humasindramayu.com)  

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu