Langsung ke konten utama

Pemkab Indramayu Canangkan Beasiswa Santri

INDRAMAYU 12/7/2011 (www.humasindramayu.com) – Pemkab Indramayu Selasa
(12/7) ini secara resmi mencanangkan kegiatan Beasiswa Santri untuk
para santri dari Kabupaten Indramayu yang berlangsung di pendopo
setempat. Sebanyak 315 calon santri dari semua desa di Kabupaten
Indramayu akan menempuh pendidikan di beberapa pondok pesantren
terkenal yang ada di Pulau Jawa.

Sekretaris MUI Kabupaten Indramayu Drs. H. Ahmad, M.Ag. menjelaskan,
gagasan untuk melakukan Beasiswa Santri ini telah muncul sejak tahun
2010 yang lalu semasa kepemimpinan DR. H. Irianto MS. Syafiuddin
sebagai Bupati Indramayu. Namun baru bisa dilaksanakan pada tahun
anggaran 2011 ini.

Santri yang diberangkatkan adalah siswa atau siswi tamatan SD/MI
masing-masing satu orang dari setiap desa. Seleksi dilakukan dengan
memperhatikan dan memfokuskan dari keluarga tidak mampu serta
mempertimbangkan prestasi akademik, kemauan anak dan orang tua.
Sementara untuk pemilihan sasaran pondok pesantren adalah hasil
pilihan orang tua dan anak dengan mempertimbangkan tahosus
(kekhususan) masing-masing disesuaikan dengan kemampuan dan bakat
santri yang akan diberangkatkan.

Program Beasiswa Santri ini diharapkan dapat menanamkan keimanan dan
ketakwaan, memiliki akhlak mulia, serta tradisi pesantren untuk
mengembangkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan peserta didik
agar menjadi ahli ilmu agama islam (mutafaqqih fiddin). Dalam
pelaksanaannya para santri akan mendapatkan beasiswa sebesar 300 ribu
per bulan sehingga total anggaran yang akan terserap sebesar 1,2
miliar.

Sementara itu Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah dalam sambutannya
mengatakan, beasiswa yang diberikan saat ini merupakan stimulan,
sehingga bukan berarti orangtua melepaskan tanggung jawab atas
pendidikan anak-anaknya. Bantuan yang diberikan pemerintah daerah
merupakan wujud kepedulian terhadap generasi penerus dan masyarakat
tidak mampu, yang tentunya sangat terbatas dan tidak bisa terus
menerus.

Pada kesempatan itu hadir pula Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(muspida), Kepala Kementrian Agama Kabupaten Indramayu, para ketua MUI
se Kabupaten Indramayu, serta para tua santri dan undangan lainnya.
(deni/humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu