Langsung ke konten utama

Empat Daerah di Indramayu Siap dijadikan Kawasan Minapolitan

 

KANDANGHAUR 28/6/2011 (www.humasindramayu.com) - Empat daerah kecamatan di Kabupaten Indramayu siap dijadikan kawasan Minapolitan. Kecamatan tersebut yakni Indramayu, Pasekan, Sindang, dan Losarang. Hal tersebut diungkapkan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika menerima kunjungan Menteri Kalautan dan Perikanan Repbulik Indonesia di TPI Mina Bahari Desa Eretan Kulon Kecamatan Kandanghaur, Senin (27/6).

Penetapan kawasan Minapolitan ini merupakan upaya untuk peningkatan produksi perikanan dan kelautan di Kabupaten Indramayu. Penetapan kawasan Minapolitan tersebut diarahkan pada : Minapolitan perikanan tangkap dipusatkan di PPI Karangsong Kecamatan Indramayu. Minapolitan budidaya tambak di Desa Karanganyar Kecamatan Pasekan. Minapolitan pengolahan hasil perikanan di sentra produksi kerupuk Desa Kenanga Kecamatan Sindang. Serta Minapolitan budidaya kolam air tawar di Desa Krimun dan Minapolitan garam di Desa Santing Kecamatan Losarang.

"Adanya program Minapolitan tersebut harus terus mendapatkan dukungan baik dari pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat terutama dalam keberpihakan anggaran. Keberlanjutan dari beberapa program yang sudah dijalankan diharapkan terus ada dan tidak putus ditengah jalan," kata bupati.

Anna Sophanah menambahkan, produksi perikanan dan kelautan Kabupaten Indramayu pada tahun 2010 mencapai 577.705 ton, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 86.553 orang. Dari jumlah produksi tersebut, bidang perikanan tangkap menyumbang sebesar 19 % atau 108.554,60 ton. Kondisi tersebut masih menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai penyumbang terbesar bagi produksi perikanan Jawa Barat, yaitu sebesar 51 %.

Dalam upaya meningkatkan produksi sektor perikanan dan kelautan sebesar 362 % dari tahun 2009 sampai dengan 2013, serta untuk memenuhi semakin meningkatnya permintaan komoditi perikanan, baik dari dalam maupun luar daerah, untuk pemenuhan sumber protein hewani dan peningkatan konsumsi  ikan masyarakat, maka Pemerintah Kabupaten Indramayu melakukan empat kebijakan, yaitu : Pertama, peningkatan produksi perikanan, baik perikanan tangkap, budidaya tambak, budidaya kolam, maupun budiaday laut. Kedua, peningkatan nilai tambah produk perikanan, melalui pengolahan hasil-hasil perikanan dan kelautan. Ketiga, pengelolaan kelautan, pesisir, dan pulau-pulau kecil. Keempat, menekan angka kehilangan hasil produksi perikanan dan kelautan.

Dengan adanya semua kebijakan tersebut, diharapkan kualitas hidup nelayan di Kabupaten Indramayu dapat semakin meningkat yang pada akhirnya nelayan Indramayu bisa menikmati kekayaan hasil produksinya. (deni/humasindramayu.com)

 

 

 

 

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu