Langsung ke konten utama

3 Desa di Kecamatan Patrol Segera dijadikan Pelabuhan

 

INDRAMAYU 28/6/2011 (www.humasindramayu.com) – Wilayah tiga desa di Kecamatan Patrol masing-masing Desa Sukahaji, Bugel, dan Patrol Lor mulai tahun 2011 ini akan dijadikan kawasan pelabuhan umum. Hal ini terungkap ketika Presiden Komisaris PT. Kasepuhan Bulk Terminal (KBT) PRA  Arief Natadiningrat melakukan expose rencana pembangunan pelabuhan yang berlangsung di ruang Data I Setda Indramayu Selasa (28/6).

 

Pelabuhan yang akan dibangun ini merupakan pelabuhan umum yang pada tahap pertama baru dikhususkan untuk batu bara. Sementara untuk tahap kedua akan diperluas untuk pelabuhan besi, kedelai, jagung, semen, gula, terigu, dan pupuk. Dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat untuk dijadikan lokasi pelabuhan karena memiliki tingkat kedalaman yang setabil antara 12-20 meter dan memiliki panjang permukaan pantai yang memadai dan bebas dari pipa laut bawah tanah bila dibandingkan dengan daerah lainnya.

 

Selain itu menurut Arif Natadiningrat, wilayah tersebut memiliki akses permukaan langsung ke laut Jawa yang merupakan alur pelayanan internasional terpadat di Indonesia. Wilayah itu juga berada pada lintasan moda transportasi, dan berada pada poros pengembangan strategis nasional pantura Jawa dan sebagai kawasan andalan laut dan darat. "Saat ini sampai dengan tahun 2013 mendatang kondisi pelabuhan Cirebon dan Tanjung Priok sudah tidak mampu menampung aktivitas kepelabuhan sehingga terlalu sibuk dan tidak nyaman. Kondisi Tanjung Priok sudah sangat padat, pelabuhan Cirebon terlalu dekat dengan kota, pelabuhan di Indramayu cocok sebagai pintu gerbang untuk Pulau Jawa," kata Arief.

 

Arief menambahkan, untuk pembangunan pelabuhan di Kecamatan Patrol ini dibutuhkan lahan seluas 500 hektar, sementara untuk pembangunan tahap pertama ini diupayakan pembebasan lahan seluas 80 hektar. Kemudian juga akan dibangun jalur kereta api yang dihubungkan dari lokasi pelabuhan ke jalur kereta api di Haurgeulis.

 

Setelah mendengarkan expose tersebut, Wakil Bupati Indramayu Drs. H. Supendi, M.Si meminta kepada PT. KBT untuk menempuh segala prosedur yang berlaku terutama dalam pembebasan tanah dan juga penyediaan lapangan pekerjaan. "Kita tidak menginginkan kecolongan lagi, tenaga kerja yang digunakan semuanya harus berasal dari Indramayu." tegas Supendi.

 

Selain masalah tenaga kerja, wakil bupati juga menekankan terhadap kondisi lingkungan yang harus diperhatikan dan dampak sosialnya. Selanjutnya semua keinginan masyarakat tersebut akan dibuat dalam bentuk perjanjian dengan PT. KBT.

 

Dalam kegiatan expose tersebut, selain wakil bupati hadir pula Sekretaris Daerah Drs. H. Cecep Nana Suryana M.Si. Wakapolres Indramayu, anggota DPRD Indramayu, serta para kepala OPD. (deni/humasindramayu.com)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu