Langsung ke konten utama

Ikada Dharma Ayu Peduli Lingkungan Pantai

INDRAMAYU - Untuk mewujudkan kepeduliannya terhadap ekosistem dan
lingkungan pantai di Indramayu, Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Dharma
Ayu (Ikada) Indramayu yang berdomisili di Kota Bogor Jawa Barat, Rabu
(29/12) sore, melakukan kegiatan penanaman 1.500 mangrove dikawasan
pantai Karangsong.

Ketua Ikada, Warih Supriyadi didampingi Ketua Pelaksana, Khoirur
Roziqin memamparkan, sikap kepedulian itu didasari dikarenakan tingkat
abrasi yang terjadi disepanjang kawasan pantai Indramayu cukup parah
ditambah dengan adanya global warming, sehingga menyebabkan tingkat
permukaan air laut terus meningkat. "Sebagai warga Indramayu, kami
merasa cemas akan keadaan yang seperti ini, dan hati kami bergerak
untuk melakukan yang terbaik bagi daerah ini, "ujarnya.

Harapannya kegiatan ini tidak hanya dilakukan di pantai Karangsong
saja, namun tidak menutup kemungkinan hal yang sama juga akan
dilakukan diwilayah pantai lainnya yang ada di Indramayu. "Peserta
yang ikut kali ini, melibatkan 90 orang terdiri dari berbagai
organisasi kepemudaan asal Indramayu yang berdomisili diberbagai
daerah, dan mereka memiliki komitmen yang kuat terhadap lingkungan di
Indramayu," kata Warih. Pelaksanaan penanaman mangrove kali kedua ini
melibatkan beberapa unsur seperti lembaga kemasyarakatan, kelompok
tani, maupun instansi terkait dalam pengadaan bibit mangrove.

Pada tahun 2009 lalu Ikada juga telah mengadakan kegiatan serupa
melalui penanaman 1.000 mangrove di area yang sama, dengan maksud
sikap peduli itu dapat bermanfaat bagi daerah. "Tujuan utama dari
kegiatan ini, untuk menggerakan jiwa pemuda agar ikut peduli serta
melestarikan lingkungan sekitar pantai Indramayu supaya terbebas dari
abrasi," ungkap Warih.(deni/humasindramayu)

Postingan populer dari blog ini

Dinkes Perketat Penjualan Pil Dextro

INDRAMAYU 28/11/2012 ( www.humasindramayu.com ) – Untuk mengurangi nyawa melayang akibat over dosis konsumsi pil dextro di Kabupaten Indramayu. Dinas Kesehatan telah menyebarkan surat edaran mengenai aturan pembelian pil berwarna kuning tersebut. "Surat edaran itu saya sebarkan ke seluruh apotek, toko obat, dan puskesmas," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi, Selasa (27/11). Dalam surat edaran itu disebutkan bahwa seluruh apotek, toko obat, maupun puskesmas untuk tidak menjual pil dextro secara sembarangan. Untuk penjualan pil dextro kepada masyarakat umum, hanya bisa maksimal sepuluh butir atau dengan resep dokter. Dedi mengakui, pil dextro merupakan obat bebas yang bisa dijual secara bebas tanpa membutuhkan resep dari dokter. Namun, mengingat banyaknya penyalahgunaan pil dexro hingga menyebabkan korban berjatuhan, maka aturan itu terpaksa diterapkan. "Jika ada apoteker yang melanggar aturan itu, maka izinnya aka

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa

Rara Roga, Refleksi Sunyi Kesucian Jiwa Matahari telah lama tertidur di peraduannya. Bintang-bintang bersembunyi di balik awan kelam. Burung malam telah jauh meninggalkan sarangnya. Kicauannya menyapa dedaunan yang basah sisa hujan sore hari. Angin malam mengendap-endap dalam gelap, menelisik sisi kanan-kiri tanggul Cimanuk, mencari jejak yang telah lama hilang terkubur lumpur Gunung Papandayan. Namun, permukaan air di muara sungai Cimanuk sangat tenang. Tidak ada riak air yang bergejolak. Tidak ada turbulensi pusaran air yang besar. Apalagi banjir bandang yang menjebol tanggul dan merendam ratusan desa sepertu puluhan tahun yang silam. Malam itu hilir sungai Cimanuk sangat tenang dan teramat tenang. Seolah tidak terpengaruh dengan kebisingan dan keriuhan di atas punggungnya. Di bawah temaram lampu Taman Cimanuk, diiringi suara gamelan, tampak gadis-gadis melenggak-lenggokan badannya dengan gemulai. Tangan dan jari-jemarinya bergerak lentur mengikuti irama

Sendratari Babad Dermayu, Kisah Indramayu Dalam Tarian

        Berlatang belakang kain putih yang membentang di bawah tugu bambu runcing di alun-alun Indramayu, pagelaran seni Sendratari Babad Indramayu sangat memukau penonton. Berkolaborasi dengan dalang wayang kulit dan diiringi musik tradisional, pertunjukan tari-tarian besutan sutradara Drs. Wregul W. Darkum ini menceritakan perjalanan Kota Indramayu   dari masa ke masa sejak abad ke-5 sampai abad 17, mulai Kerajaan Manukrawa, Padjajaran, Sumedang Larang, Majapahit sampai Mataram Islam.         Pertunjukan dibuka dengan narasi dari dalang wayang kulit yang mengisahkan Indramayu abad ke-5 di bawah Kerajaan Manukrawa. Belasan penari yang berkostum kerajaan tampak melenggak-lenggok di panggung dengan gerakan yang gemulai. Setelah itu, muncul tari topeng kelana yang menjadi tarian khas Indramayu. Saat Indramayu di bawah Kerajaan Demak, belasan penari rudat yang menandakan zaman Islam bermunculan memenuhi seisi panggung. Puncak pertunjukan terjadi saat Indramayu